Senin, 16 Juli 2012


Judul       : Pembuatan Biopori secara partisipatif sebagai sarana pembelajaran transfomatif dalam meningkatkan sikap siswa tentang tindakan lokal konservasi air di SMP Negeri 1 Penebel

Nama      : Ni Kadek Ria Nurwahyuni


BAB I
Pendahuluan

Latar Belakang
Air merupakan komponen pokok dalam memenuhi kebutuhan makhluk hidup di bumi ini, khususnya bagi manusia. Namun ketersediaan air, terutama air tawar dan air bersih, semakin lama semakin sulit karena perkembangan jumlah penduduk dunia yang pesat serta adanya perusakan alam yang menyebabkan berkurangnya atau tercemarnya keberadaan air tawar dan air bersih. Perusakan kawasan Daerah Aliran Sungai dan pencemaran terhadap tubuh air dianggap sebagai penyebab utama terjadinya krisis air.
Untuk itu upaya konservasi air perlu segera ditingkatkan dalam rangka menanggulangi krisis air dan menjaga kelestariannya. Upaya konservasi air dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB). Tujuan utama konservasi air adalah meningkatkan volume air tanah, meningkatkan efisiensi pemakaian air, dan memperbaiki kualitas air sesuai peruntukannya. Pengelolaan air permukaan dilakukan dengan cara pengendalian aliran permukaan, pemanenan air hujan, dan peningkatan kapasitas infiltrasi tanah. Sikap Konservasi air sebaiknya diberikan kepada anak didik sejak dini. Berbagai cara diberikan untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti mengajak peserta didik membuat LRB secara partisipasi yang berbasis pndidikan Transformatif. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan sikap siswa terhadap konservasi air. 


Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan apakah pembuatan LRB secara Partisipasi dapat meningkatkan sikap siswa tentang tindakan lokal konservasi air dibandingkan pembelajaran reguler ?


 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membandingkan pengaruh antara pembuatan LRB secara Partisipasi dan pembelajaran regular terhadap sikap siswa tentang tindakan lokal konservasi air.

 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Sugiyono, 2003). Berdasarkan Permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut.
H0    :  Sikap siswa tentang tindakan lokal konservasi air yang dibelajarkan dengan pembuatan LRB secara Partisipasi kurang dari atau sama dengan Sikap siswa tentang tindakan lokal konservasi air yang dibelajarkan dengan model pembelajaran reguler.
Ha     :  Sikap siswa tentang tindakan lokal konservasi air yang dibelajarkan dengan pembuatan LRB secara Partisipasi lebih baik daripada Sikap siswa tentang tindakan lokal konservasi air yang dibelajarkan dengan model pembelajaran reguler.
Dari rumusan di atas dapat dibuat hipotesis statistik:
H0 : m1m2  
Ha : m1 > m2    
Keterangan: 
m1 =    Sikap siswa tentang tindakan lokal konservasi air yang dibelajarkan dengan pembuatan LRB secara Partisipasi
m2 =    Sikap siswa tentang tindakan lokal konservasi air yang dibelajarkan dengan model pembelajaran reguler.



BAB II
Tinjauan Pustaka
Biopori
LRB adalah metode sederhana namun efektif untuk meningkatkan daya resap air pada tanah. Pembuatan LRB dilakukan dengan membuat lubang pada tanah setelah itu menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori. Metode ini dicetuskan oleh Ir. Kamir R Brata, M.Sc, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah (Suara Jakarta, 2011).
Jumlah Biopori yang Disarankan
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Jumlah LRB = intensitas hujan(mm/jam) x luas bidang kedap (m2) / Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam) Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa setiap lubang dapat diisi dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi dengan sampah organik yang dihasilkan selama 56 - 84 hari. Dalam selang waktu tersebut lubang yang pertama diisi sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan begitu seterusnya (Rahmat, 2012).
Pembuatan Biopori secara Partisipasi
Secara etimologi, partisipasi berasal dari bahasa inggris “participation” yang berarti mengambil bagian/keikutsertaan. Selain itu Partisipasi berarti hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan, peran serta (Irma, 2008). Dengan demikian, pembuatan LRB secara Partisipasi adalah membuat LRB dengan siswa turut berperan dalam pembuatan, baik dari perencanaan sampai pelasksanaan.

 Pembelajaran Transformatif
Pembelajaran Transformatif adalah sebuah proses di mana seseorang mengalami perubahan kerangka acuan berpikir (frame of reference) (Nurhady Sirimorok, 2010). Kerangka ini menentukan apa yang diketahui dan bagaimana orang mengetahui. Seorang yang mengalami perubahan jenis ini berarti memperoleh kemampuan untuk melakukan refleksi kritis terhadap asumsi-asumsi, kepercayaan, nilai-nilai, dan perspektif yang melekat pada diri sendiri maupun orang lain. Namun proses ini tidak hanya melibatkan operasi kognitif dan rasional, tetapi juga melibatkan pergerakan emosional. Fenomena ini tidak dapat diajarkan tetapi harus dialami, sehingga peran pendidik terbatas sebagai fasilitator dan pemantik bagi berlangsungnya proses ini. Akhirnya dalam proses ini, individu bertransformasi menjadi pembelajar yang bisa mengarahkan diri sendiri, kritis, dan mampu berpikir secara otonom (Nurhady Sirimorok, 2010).
Tindakan Lokal Konservasi Air
Setelah seseorang mengetahui stimulus, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Agar terwujud sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan dari pihak lain.
Tindakan terdiri dari beberapa tingkat yaitu:
1.      Presepsi
Mekanisme mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2.      Respon Terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
3        Mekanisme
 Dapat melakukan sesuatu secara otomatis tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
4.   Adopsi
Suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu telah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Pada dasarnya kegiatan konservasi terbagi dalam dua kelompok besar yaitu kegiatan yang bersifat struktural dan kegiatan non struktural. Kegiatan struktual mencakup kegiatan konstruksi dengan pendekatan teknis. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain: pembuatan berbagai tipe terasering, sumbat gully, dam penahan, dam pengendali, embung, bending jecil, groundsill, stabilisasi, tebing sungai, waduk dan lain-lain. Kegiatan nonstruktur terbagi atas dua yaitu kegiatan vegetativ (penghijauan, dan reboisasi) dan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Selain itu,perangkat kebijakan pemerintah turut menentukan keberhasilan kegiatan konservasi, SDA dimaksud. Pembagian jenis-jenis kegiatan konservasi SDA yang dapat dikembangkan berdasarkan pendekatan lokasi, target, dan tingkat kerusakan sumber daya air dan lahan. ( Rohmat,2004)
Dengan uraian di atas dapat dikatakan bahwa tindakan lokal konservasi air adalah hasil dari respon yang akan dinilai untuk dilakukan khususnya dalam hal  konservasi kegiatan struktural seperti pembuatan LRB. Tindakan di sini dalam skup kecil atau dikatakan tindakan lokal.
Sikap
Definisi Sikap
Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan pada cara dia memberikan penilaian terhadap objek tertentu yang berguna ataupun tidak bagi dirinya (Nuryanti, 2008). Sikap seseorang dapat muncul sebagai hasil dari proses pengamatan dan dari apa yang diterima dan dipelajari melalui inderanya. Sikap juga suatu kecenderungan memberi respon baik positif maupun negatif terhadap orang-orang, benda, ataupun situasi tertentu (Kartono, 1991). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap seseorang dapat timbul sebagai hasil dari respon terhadap objek sikap. Apabila objek sikap tersebut tidak disukai, maka akan direspon secara negatif dan individu akan menjauhi objek sikap. Sedangkan objek sikap tersebut apabila disenangi maka akan direspon secara positif, dan individu akan mendekati objek sikap.

Struktur sikap
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu: Komponen kognitif (emosi), yang berisi persepsi, dan kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Komponen afektif, merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Komponen konatif (perilaku), yang dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi (Azwar, 2000).

Ciri Sikap
Untuk membedakan sikap dari aspek psikologi yang lain, perlu dikemukakan ciri sikap itu sendiri. Ciri sikap meliputi sikap tidak dibawa sejak lahir, sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap, sikap tidak dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga tertuju pada objek-objek, sikap itu berlangsung lama atau sebentar, dan sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi (Walgito,  2002).

BAB III
Metodelogi Penelitian
Jenis Penelitian
         Mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.  Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011). Rancangan penelitian ini mengunakan rancangan eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design. Tabel rancangan dapat di lihat sebagai berikut :

Kelas
Keadaan Awal
Perlakuan
Keadaan Akhir
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
                                                                        (Emzir, 2007 dalam Martono 2012)
Keterangan : X1 : Perlakuan berupa penerapan pembelajaran dengan pembuatan LRB
X2 : Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran reguler
O1 : Keadaan awal (diberikan pretest)
O2 : Keadaan akhir (diberikan post-test)

Waktu dan Lokasi Penelitian
         Penelitian dilakukan selama bulan (Maret sampai Juli 2012), Tempat penelitian adalah di SMP Negeri 1 Penebel yang terletak di Kecamatan Tabanan Desa Penebel.

Populasi dan Sampel Penelitian
 Populasi
Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan selanjutnya ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah Siswa SMP Negeri 1 Penebel.

 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini Sampel yang diambil adalah mahasiswa Siswa kelas VII a sebagai kelompok kontrol dan VII b sebagai kelompok eksperimen SMP Negeri 1 penebel.

Teknik Pengumpulan Data
         Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2010). Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah untuk menguji hipotesis. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data-data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.         Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk buku-buku yang relevan, foto-foto, dan data-data yang berhubungan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2010). Sedangkan dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011). Dalam hal ini dokumen yang digunakan yang menunjang penelelitian adalah daftar  nama peserta didik dan data nilai mata pelajaran IPA terakhir sebagai data kemampuan awal peserta didik SMP Negeri 1 Penebel yang menjadi objek penelitian.
2           Tes
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pernyataan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan,  2010). Dalam penelitian ini, tes berfungsi untuk menguji sikap siswa tentang Tindakan Lokal Konservasi Air. Ketentuannya tentang teknik tes sebagai alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adanya test awal dan akhir.

3.         Pengamatan
Pengamatan atau observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2010). Observasi dilakukan terhadap aktivitas belajar peserta didik. Alat yang digunakan untuk melakukan observasi yaitu lembar pengamatan.

Teknik Analisis Data
Deskripsi Data

Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data penelitian adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti oleh peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan (Darmadi, 2011). Deskripsi data berfungsi untuk mengadministrasikan dan menampilkan ringkasan yang ada sehingga memudahkan pembaca lain mengerti substansi dan makna dari tampilan data tersebut (Darmadi,  2011). Dalam penelitian ini data yang diamati adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang diamati berupa nilai sikap peserta didik dalam mengikuti pembelajaran antara pembelajaran dengan pembuatan LRB dan Pembelajaran reguler. Data ini diperoleh melalui tes dengan menggunakan lembar tes. Test dilakukan oleh peserta didik sebagai objek pengamatan.
Uji Prasyarat Analisis

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan Statistik Parametris. Penggunaan Statistik Parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal dan bersifat homogen. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data dan homogenitas. Teknik untuk menguji normalitas data pada penelitian ini yaitu dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Alasan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu karena uji ini digunakan untuk menguji data yang berskala interval dan ratio (Priyatno, 2009) . Jika uji normalitas data menunjukan data tersebut normal, maka analisis diteruskan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan OneWay Anova. Alasan menggunakan One Way Anova atau analisis varian satu jalur digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua atau lebih kelompok data yang independen (Priyatno, 2009). Untuk perhitungannya menggunakan program SPSS versi 16.

 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)

Analisis akhir digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh setelah dilakukan eksperimen. Analisis ini untuk menguji sikap peserta didik tentang tindakan lokal konservasi air dari dua kelompok yang telah diberi perlakuan berbeda. Untuk membandingkan apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak antara sikap peserta didik dengan metode menerapkan pembuatan LRB dibandingkan pembelajaran reguler. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan t-test dengan Separated Varian. Alasannya karena jumlah siswa kelas VIIa sama dengan kelas VIIb atau bias dikatakan anggota sampel n1= n2 danvarian homogenya           
                                         .
Berikut rumus t-test Separated Varian (Sugiyono 2011):


 


Keterangan:
X1     : Nilai rata-rata kelompok eksperimen
X2     : Nilai rata-rata kelompok kontrol
n 1     : Jumlah subjek kelompok eksperimen
n 2     : Jumlah subjek kelompok kontrol
S1    : Varians kelompok eksperimen
S2      : Varians kelompok kontrol
Cara pengitungannya menggunakan program SPSS versi 16. Jika data yang diuji ternyata berdistribusi tidak normal maka analisis akhir cukup menggunakan uji nonparametris yaitu dengan uji  Mann Whitney. Guna uji ini untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel). Untuk uji U Mann Whitney terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian. Kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan karena akan diperlukan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan dibandingkan dengan U tabel. Kedua rumus tersebut adalah sebagai berikut:



 (Sugiyono, 2010). Untuk penghitungannya menggunakan program SPSS versi 16.
Daftar Pustaka
Azwar, Saifuddin. 2000. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Kartono, Kartini, 1991. Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan dan
Industri. Jakarta: Rajawali.

Martono. A. (2012). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP HASIL BELAJAR  BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 SUKAWATI. (Proposal Skripsi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Indonesia). Diakses dari http://gq1.attach.mail.ymail.com/

Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: Indeks.

Suara Jakarta, 17 Oktober 2011. Tips membuat Biopori. Suara Jakarta. Diakses dari http://suarajakarta.com/2011/10/17/tips-membuat-biopori/


Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: Andi

Sirimorok, Nurhady. (2010). Membangun Kesadaran Kritis: Kisah Pembelajaran Partisipatif Orang Muda. Yogyakarta: Insist Press.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung

Rahmat, 16 April 2012. Resapan Air Hujan Menjadi Air Tanah. Tim Biopori IPB. Diakses dari http://www.biopori.com/jumlah.php

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan PenelitiPemula. Bandung: Alfabeta

Walgito, Bimo. 1992. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar