Judul : Pembuatan Biopori secara partisipatif sebagai sarana
pembelajaran transfomatif dalam meningkatkan sikap siswa tentang tindakan lokal
konservasi air di SMP Negeri 1 Penebel
Nama : Ni Kadek Ria Nurwahyuni
BAB I
Pendahuluan
Latar
Belakang
Air merupakan komponen pokok
dalam memenuhi kebutuhan makhluk hidup di bumi ini, khususnya bagi manusia.
Namun ketersediaan air, terutama air tawar dan air bersih, semakin lama semakin sulit karena
perkembangan jumlah penduduk dunia yang pesat serta adanya perusakan alam yang
menyebabkan berkurangnya atau tercemarnya keberadaan air tawar dan air bersih.
Perusakan kawasan Daerah Aliran Sungai dan pencemaran terhadap tubuh air
dianggap sebagai penyebab utama terjadinya krisis air.
Untuk itu upaya konservasi air
perlu segera ditingkatkan dalam rangka menanggulangi krisis air dan menjaga
kelestariannya. Upaya konservasi air dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB). Tujuan utama
konservasi air adalah meningkatkan volume air tanah, meningkatkan efisiensi
pemakaian air, dan memperbaiki kualitas air sesuai peruntukannya. Pengelolaan
air permukaan dilakukan dengan cara pengendalian aliran permukaan, pemanenan
air hujan, dan peningkatan kapasitas infiltrasi tanah. Sikap Konservasi air
sebaiknya diberikan kepada anak didik sejak dini. Berbagai cara diberikan untuk
meningkatkan pemahaman tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti mengajak
peserta didik membuat LRB secara partisipasi yang berbasis pndidikan
Transformatif. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan sikap siswa terhadap konservasi air.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan apakah pembuatan LRB
secara Partisipasi dapat meningkatkan sikap siswa tentang tindakan lokal
konservasi air dibandingkan pembelajaran reguler ?
Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan,
penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membandingkan pengaruh antara
pembuatan LRB secara Partisipasi dan pembelajaran regular terhadap sikap siswa
tentang tindakan lokal konservasi air.
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Sugiyono,
2003). Berdasarkan Permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraikan di
atas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut.
H0 : Sikap
siswa tentang tindakan lokal konservasi air yang dibelajarkan dengan pembuatan LRB
secara Partisipasi kurang dari atau sama dengan Sikap siswa tentang tindakan
lokal konservasi air yang dibelajarkan dengan model pembelajaran reguler.
Ha : Sikap
siswa tentang tindakan lokal konservasi air yang dibelajarkan dengan pembuatan LRB
secara Partisipasi lebih baik daripada Sikap siswa tentang tindakan lokal
konservasi air yang dibelajarkan dengan model pembelajaran reguler.
Dari rumusan di atas dapat dibuat hipotesis statistik:
H0 : m1 ≤
m2
Ha : m1
> m2
Keterangan:
m1 = Sikap siswa tentang tindakan lokal
konservasi air yang dibelajarkan dengan pembuatan LRB secara Partisipasi
m2 = Sikap siswa tentang tindakan lokal
konservasi air yang dibelajarkan dengan model pembelajaran reguler.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Biopori
LRB adalah metode
sederhana namun efektif untuk meningkatkan daya resap air pada tanah. Pembuatan
LRB dilakukan dengan membuat lubang pada tanah setelah itu menimbunnya
dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang
ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah,
yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana
ini kemudian disebut dengan nama biopori. Metode ini dicetuskan
oleh Ir. Kamir R Brata, M.Sc, salah satu peneliti dari Institut Pertanian
Bogor. Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan
untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah
(Suara Jakarta, 2011).
Jumlah Biopori yang Disarankan
Jumlah
lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Jumlah LRB = intensitas
hujan(mm/jam) x luas bidang kedap (m2) / Laju Peresapan Air per
Lubang (liter/jam) Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50
mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180
liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x
100) / 180 = 28 lubang. Bila
lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat
menampung 7.8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa setiap lubang dapat diisi
dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat
dipenuhi dengan sampah organik yang dihasilkan selama 56 - 84 hari. Dalam
selang waktu tersebut lubang yang pertama diisi sudah terdekomposisi menjadi
kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini
sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan begitu seterusnya
(Rahmat, 2012).
Pembuatan Biopori secara Partisipasi
Secara
etimologi, partisipasi berasal dari bahasa inggris “participation” yang
berarti mengambil bagian/keikutsertaan. Selain itu Partisipasi berarti hal
turut berperan serta dalam suatu kegiatan,
keikutsertaan, peran serta (Irma, 2008). Dengan demikian, pembuatan LRB secara Partisipasi adalah membuat LRB
dengan siswa turut berperan dalam pembuatan, baik dari perencanaan sampai pelasksanaan.
Pembelajaran
Transformatif
Pembelajaran
Transformatif adalah sebuah proses di mana seseorang mengalami perubahan
kerangka acuan berpikir (frame of
reference) (Nurhady Sirimorok,
2010). Kerangka ini menentukan apa yang diketahui dan bagaimana orang
mengetahui. Seorang yang mengalami perubahan jenis ini berarti memperoleh
kemampuan untuk melakukan refleksi kritis terhadap asumsi-asumsi, kepercayaan,
nilai-nilai, dan perspektif yang melekat pada diri sendiri maupun orang lain.
Namun proses ini tidak hanya melibatkan operasi kognitif dan rasional, tetapi
juga melibatkan pergerakan emosional. Fenomena ini tidak dapat diajarkan tetapi
harus dialami, sehingga peran pendidik terbatas sebagai fasilitator dan
pemantik bagi berlangsungnya proses ini. Akhirnya dalam proses ini, individu
bertransformasi menjadi pembelajar yang bisa mengarahkan diri sendiri, kritis,
dan mampu berpikir secara otonom (Nurhady Sirimorok, 2010).
Tindakan Lokal Konservasi Air
Setelah seseorang mengetahui stimulus, kemudian
mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui untuk
dilaksanakan atau dipraktekan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Agar terwujud sikap menjadi
suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan
dari pihak lain.
Tindakan terdiri
dari beberapa tingkat yaitu:
1. Presepsi
Mekanisme mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon Terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar
dan sesuai dengan contoh.
3
Mekanisme
Dapat melakukan sesuatu secara
otomatis tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
4. Adopsi
Suatu tindakan yang sudah berkembang dengan
baik, artinya tindakan itu telah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran
dari tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2007).
Pada
dasarnya kegiatan konservasi terbagi dalam dua kelompok besar yaitu kegiatan
yang bersifat struktural dan kegiatan non struktural. Kegiatan struktual
mencakup kegiatan konstruksi dengan pendekatan teknis. Termasuk dalam kegiatan
ini antara lain: pembuatan berbagai tipe terasering, sumbat gully, dam penahan,
dam pengendali, embung, bending jecil, groundsill, stabilisasi, tebing sungai,
waduk dan lain-lain. Kegiatan nonstruktur terbagi atas dua yaitu kegiatan
vegetativ (penghijauan, dan reboisasi)
dan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Selain itu,perangkat kebijakan pemerintah
turut menentukan keberhasilan kegiatan konservasi, SDA dimaksud. Pembagian
jenis-jenis kegiatan konservasi SDA yang dapat dikembangkan berdasarkan
pendekatan lokasi, target, dan tingkat kerusakan sumber daya air dan lahan. ( Rohmat,2004)
Dengan
uraian di atas dapat dikatakan bahwa tindakan lokal konservasi air adalah hasil
dari respon yang akan dinilai untuk dilakukan khususnya dalam hal konservasi kegiatan struktural seperti
pembuatan LRB. Tindakan di sini dalam skup kecil atau dikatakan tindakan lokal.
Sikap
Definisi Sikap
Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu
yang didasarkan pada cara dia memberikan penilaian terhadap objek tertentu yang
berguna ataupun tidak bagi dirinya (Nuryanti, 2008). Sikap seseorang dapat
muncul sebagai hasil dari proses pengamatan dan dari apa yang diterima dan dipelajari
melalui inderanya. Sikap juga suatu kecenderungan memberi respon baik positif
maupun negatif terhadap orang-orang, benda, ataupun situasi tertentu (Kartono,
1991). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap seseorang dapat timbul
sebagai hasil dari respon terhadap objek sikap. Apabila objek sikap tersebut
tidak disukai, maka akan direspon secara negatif dan individu akan menjauhi
objek sikap. Sedangkan objek sikap tersebut apabila disenangi maka akan
direspon secara positif, dan individu akan mendekati objek sikap.
Struktur sikap
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling
menunjang yaitu: Komponen kognitif (emosi), yang berisi persepsi, dan
kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Komponen afektif,
merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi.
Komponen konatif (perilaku), yang dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek
sikap yang dihadapi (Azwar, 2000).
Ciri Sikap
Untuk membedakan sikap dari aspek psikologi yang lain,
perlu dikemukakan ciri sikap itu sendiri. Ciri sikap meliputi sikap tidak
dibawa sejak lahir, sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap, sikap
tidak dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga tertuju pada objek-objek,
sikap itu berlangsung lama atau sebentar, dan sikap itu mengandung faktor
perasaan dan motivasi (Walgito, 2002).
BAB III
Metodelogi Penelitian
Jenis
Penelitian
Mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian
ini merupakan penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011). Rancangan
penelitian ini mengunakan rancangan eksperimen Pretest-Posttest Control Group
Design. Tabel rancangan dapat di lihat sebagai berikut :
Kelas
|
Keadaan Awal
|
Perlakuan
|
Keadaan Akhir
|
Eksperimen
|
O1
|
X1
|
O2
|
Kontrol
|
O1
|
X2
|
O2
|
(Emzir, 2007 dalam Martono 2012)
Keterangan : X1 :
Perlakuan berupa penerapan
pembelajaran dengan pembuatan LRB
X2 : Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran reguler
O1 : Keadaan awal (diberikan pretest)
O2 : Keadaan akhir (diberikan post-test)
Waktu
dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan selama bulan (Maret sampai
Juli 2012), Tempat penelitian adalah di SMP Negeri 1 Penebel yang
terletak di Kecamatan Tabanan Desa Penebel.
Populasi
dan Sampel Penelitian
Populasi
Populasi
penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajari dan selanjutnya ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011). Dalam
penelitian ini, populasi yang diambil adalah Siswa SMP Negeri 1 Penebel.
Sampel
Sampel adalah
sebagian dari populasi yang diteliti (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini
Sampel yang diambil adalah mahasiswa Siswa kelas VII a
sebagai kelompok kontrol dan VII
b
sebagai kelompok eksperimen SMP Negeri 1 penebel.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data ialah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan,
2010). Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah
untuk menguji hipotesis. Teknik yang
digunakan untuk pengumpulan
data-data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Dokumentasi
Dokumentasi
adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip
dan termasuk buku-buku yang relevan, foto-foto, dan data-data yang berhubungan
dengan masalah penelitian (Riduwan, 2010). Sedangkan dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011). Dalam hal ini dokumen yang digunakan yang menunjang penelelitian adalah daftar nama peserta didik dan
data nilai mata
pelajaran IPA terakhir sebagai data kemampuan awal
peserta didik SMP Negeri 1 Penebel yang menjadi objek penelitian.
2
Tes
Tes sebagai
instrumen pengumpul data adalah serangkaian pernyataan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2010). Dalam penelitian ini, tes berfungsi
untuk menguji sikap siswa tentang Tindakan
Lokal Konservasi Air. Ketentuannya tentang teknik tes sebagai
alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adanya test
awal dan akhir.
3.
Pengamatan
Pengamatan atau
observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2010). Observasi dilakukan
terhadap aktivitas belajar peserta didik. Alat yang digunakan untuk melakukan
observasi yaitu lembar pengamatan.
Teknik
Analisis Data
Deskripsi Data
Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data
penelitian adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari
responden, sehingga lebih mudah dimengerti oleh peneliti atau orang lain yang
tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan (Darmadi, 2011). Deskripsi data
berfungsi untuk mengadministrasikan dan menampilkan ringkasan yang ada sehingga
memudahkan pembaca lain mengerti substansi dan makna dari tampilan data
tersebut (Darmadi, 2011). Dalam
penelitian ini data yang diamati adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang
diamati berupa nilai sikap peserta didik dalam mengikuti pembelajaran antara
pembelajaran dengan pembuatan LRB dan Pembelajaran reguler. Data ini diperoleh
melalui tes dengan menggunakan lembar tes. Test dilakukan oleh peserta didik
sebagai objek pengamatan.
Uji Prasyarat Analisis
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan
Statistik Parametris. Penggunaan Statistik Parametris mensyaratkan bahwa
data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal dan bersifat
homogen. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas data dan homogenitas. Teknik untuk menguji normalitas data pada
penelitian ini yaitu dengan Uji Kolmogorov-Smirnov.
Alasan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu karena uji ini digunakan
untuk menguji data yang berskala interval
dan ratio (Priyatno, 2009) .
Jika uji normalitas data menunjukan data tersebut normal, maka analisis
diteruskan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan OneWay Anova. Alasan menggunakan One Way Anova atau analisis varian satu jalur digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua atau lebih
kelompok data yang independen (Priyatno, 2009). Untuk perhitungannya menggunakan program SPSS versi 16.
Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
.
Berikut rumus t-test Separated Varian (Sugiyono 2011):
Keterangan:
X1 : Nilai rata-rata kelompok eksperimen
X2 : Nilai rata-rata kelompok kontrol
n 1 : Jumlah subjek kelompok eksperimen
n 2 : Jumlah subjek kelompok kontrol
S1 : Varians kelompok eksperimen
S2 : Varians kelompok kontrol
Cara pengitungannya menggunakan program SPSS versi 16. Jika data yang diuji
ternyata berdistribusi tidak normal maka analisis akhir cukup menggunakan uji
nonparametris yaitu dengan uji U Mann Whitney. Guna uji ini untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi
hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel). Untuk uji U Mann Whitney terdapat dua rumus yang digunakan
untuk pengujian. Kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan karena akan
diperlukan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih
kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan dibandingkan dengan U tabel.
Kedua rumus tersebut adalah sebagai
berikut:
(Sugiyono, 2010). Untuk penghitungannya menggunakan program SPSS versi 16.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Azwar, Saifuddin. 2000. Sikap
Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Darmadi, Hamid.
2011. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Kartono, Kartini, 1991. Psikologi
Sosial untuk Manajemen, Perusahaan dan
Industri. Jakarta:
Rajawali.
Martono. A. (2012). PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 SUKAWATI. (Proposal Skripsi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Indonesia). Diakses dari
http://gq1.attach.mail.ymail.com/
Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: Indeks.
Suara Jakarta, 17 Oktober 2011. Tips membuat Biopori. Suara Jakarta. Diakses dari http://suarajakarta.com/2011/10/17/tips-membuat-biopori/
Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam
Belajar Olah Data dengan SPSS 17.
Yogyakarta: Andi
Sirimorok, Nurhady.
(2010). Membangun
Kesadaran Kritis: Kisah Pembelajaran Partisipatif Orang Muda. Yogyakarta: Insist Press.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif
kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung
Rahmat, 16 April 2012. Resapan Air Hujan Menjadi Air Tanah. Tim
Biopori IPB. Diakses dari http://www.biopori.com/jumlah.php
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan PenelitiPemula.
Bandung: Alfabeta
Walgito, Bimo. 1992. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi
Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar